LAPORAN PRATIKUM ILMU KEBUMIAN DAN
ASTRONOMI
JENIS-JENIS TANAH
Disusun
Oleh :
Nama Kelompok : 1. Elza Heryensi
(A1M018008 )
2.
Hafia Ameliyah Kasim (A1M018024)
3.
Sidiq Umar Dani (A1M018030)
Kelompok :
VII (Tujuh)
Hari, Tanggal : Rabu, 06 Maret
2019
Dosen Pengampu :
Syaiful Rochman, Mpd.
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
2019
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kehiduan
sehari-hari kita selalu melihat tanah, baik itu dipekarangan rumah
ataudilingkungan. Tanah yang kita lihat dan kita jumpai setiap hari memiliki
warna dan tekstur yang berbeda. Tanah juga sangat berguna dan berberan dalam
kehidupan manusia seperti pada proses bercocok tanam, membuat batu bata,
menimbun pondasi bangunan, membuat asbak dari tanah liat dan masih banyak lagi.
Tanah
merupakan kumpulan butiran alami yang bias dipisahkan oleh suatu cara mekanik bila
butiran tersebut diaduk dalam air atau kumpulan mineral, bahan organik dan
endapan-endapan yang relative lepas, yang terletak dibatuan dasar. Tanah
merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediaka nunsur-unsur
hara sebagaimana tanaman untuk pertumbuhan. Selanjutnya unsur hara diserap oleh
akar tanaman melalui daun dan dirubah menjadi persenyawaan organic seperti karbohidrat,
protein, lemak dan lain- lain yang amat berguna bagi tumbuhan. Dan tanah-tanah yang ada itu memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing contohnya seperti tanah humus yang apabila ditanami
tumbuhan maka tumbuhan tersebut akan hidup dan tumbuh subur.
Setiap wilayah atau
daerah memiliki jenis tanah
dan kandungan dalam tanah
yang berbeda-beda. Tanah disetiap
wilayah atau daerah juga memiliki keunggulan dan kekurangan. Tanah yang ada
juga memiliki tekstur dan warna yang berbeda disetiap wilayah atau daerah. Sehingga
dibuatlah klasifikasi jenis-jenis tanah. Pada kesempatan ini kami melakukan pengamatan
pada 3 buah jenis tanah yang ada disekitaran Bengkulu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan tanah itu sendiri ?
2. Bagaimana
karakteristik tanah ?
3.
Bagaimana persebaran jenis-jenis tanah di indonesia?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui dan memahami pengertian tanah.
2. Untuk
mengetahui karakteristik tanah.
3.
Untuk mengetahui persebaran jenis-jenis tanah di indonesia.
1.4 Hipotesis
Klasifikasi tanah dapat kita lihat dan amati dari perbedaan warna pada
tanah, tekstur pada tanah, dan aroma pada tanah.
1.5 Definisi
istilah.
1. Pemadatan yaitu suatu proses mampatnya butiran tanah akibat keluarnya udara dari pori tanah.
2. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusundari mineral dan bahan organik.
3. Tanah gambut merupakan jenis tanah yang memiliki kandungan bahan organik tinggi yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang belum sepenuhnya membusuk karena kondisi lingkungan yang miskin hara dan jenuh air.
4. Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon.
5. Tanah latosol yaitu tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
1. Pemadatan yaitu suatu proses mampatnya butiran tanah akibat keluarnya udara dari pori tanah.
2. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusundari mineral dan bahan organik.
3. Tanah gambut merupakan jenis tanah yang memiliki kandungan bahan organik tinggi yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang belum sepenuhnya membusuk karena kondisi lingkungan yang miskin hara dan jenuh air.
4. Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon.
5. Tanah latosol yaitu tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari
padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati
permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua
berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan
asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan
transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di
dalam suatu lingkungan alami (Rayes,
2007).
Tanah adalah
akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu
menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief
tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar definisi tanah, dikenal
lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu : Iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, waktu.
Dari
kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim.
Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing
weathering. Secara garis besar proses pembentukan
tanah dibagi dalam dua tahap, yaitu proses pelapukan
dan proses perkembangan tanah (Hardjowigeno, 1992).
Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai
suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan
organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor
lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil
perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan
sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman.
Darmawijaya (1990) mendefinisikan
tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan
palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
A.
Tekstur dan Struktur Tanah
Tekstur
tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia
tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil
sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur
lempung mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan
menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi
kimia daripada tanah yang bertekstur kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus
mempunyai kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi tanaman. Struktur tanah
merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena
butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh suatu perekat
seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan
kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.
Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat
satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau yang saling melekat
menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal (
Hardjowigeno, 1987).
B. Karakteristik Tanah
Tubuh
tanah (solum) tidak
lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia
tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan
kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tanah
organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung
memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok
tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan
mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang)
sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi
sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah
capaian optimum. Sedangkan tanah
non-organik didominasi oleh
mineral. Mineral yang mendominasi ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian
ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung (Suripin, 2001).
Salah satu jenis tanah yaitu tanah rawa, tanah
rawa merupakan jenis tanah dimana terdapat genangan air atau memiliki kadar air
yang tinggi yang terjadi secara ilmiah dan akibat drainase yang terhambat.
Tanah jenis ini juga dapat memiliki campuran fragment organik yang berasal dari
vegetasi serta fosil-fosil yang telah berubah secara kimiawi, serta bersifat
organik. Tanah jenis ini biasanya memiliki warna coklat sampai kehitaman, serta
memiliki kandungan kadar air yang tinggi serta kompresibilitas yang tinggi.
Lapisan tanah ini dapat dijumpai pada daerah hutan tropis serta daerah dataran
rendah yang memiliki faktor genangan air yang tinggi dan lembab, serta udara
panas yang minimum (Manoppo, 2017:359).
BAB
111
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan
Bahan
No
|
Nama
|
Jumlah
|
Gambar
|
1
|
Gelas air mineral
bekas
|
1
|
|
2
|
Sendok
|
1
|
|
3
|
Tanah humus
|
1
|
|
4
|
Tanah latosol
|
1
|
|
5
|
Tanah gambut
|
1
|
3.2 Langkah percobaan
1.
Dipilih lokasi untuk pengambilan tanah.
2.
Diambil secukupnya tanah
3.
Diamatijenistanah yang diambil.
4.
Dicatat dan diklasifikasikan jenisnya.
5.
Dilakukan percobaan diatas kepada 3 jenis tanah yang berbeda.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil
Pengamatan
No
|
Nama tanah
|
Foto pengamatan
|
Keterangan
|
||
1.
|
Tanah humus
|
Berwarna gelap,
terdapat didaerah tropis, Memiliki daya serap yang tinggi, tanah hasil pelapukan
pepohonan, dan termasuk tanah yang subur.
|
|||
2.
|
Tanah latosol
|
Berwarna merah hingga
kuning, biaanya disebut tanah merah dan mengandung zat besi
|
|||
3.
|
Tanah gambut
|
Berwarna coklat kehitaman,
tekstur tanah lunak, lembek, basah dan apabila ditekan dengan kerasakan
keluar kandungan air yang tedapat di dalamnya, memiliki kandungan
asam yang tinggi, dan Banyak terdapat pada kondisi basah seperti rawa-rawa
|
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan kali kami
melakukan pengamatan tentang tanah, pengamatan yang kami lakukan yaitu dengan
cara mencari tiga jenis tanah yang berbeda, yang ada disekitaran Bengkulu. Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanah apa saja ada
diprovinsi Bengkulu dan juga untuk mengetahui jenis-jenis tanah yang ada
dibumi, selain itu pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui manfaat dari
tiap-tiap jenis tanah yang ada, kemudian untuk mengetahui kandungan-kandungan
yang terdapat pada tanah.
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Dalam membedakan jenis tanah dapat
dilakukan dengan cara melihat warna dari tanah, tekstur dari tanah dan bisa
dengan bau dari tanah itu sendiri. Dalam pengamatan ini kami mengambil sempel
tiga jenis tanah, tanah yang kami gunakan yaitu tanah humus, tanah latosol, dan
tanah gambut.
Pada pengamatan yang pertama kami mengamati tanah humus, tanah ini kami
ambil dari perkebunan salah satu teman kami yang didaerah cahaya negeri
(seluma). Tanah
humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan dedaunan dan batang pohon.
Tanah inis angat cocok digunakan untuk menanam sayuran satu tanaman lainnya karena
mengandung banyak unsur hara didalamnya yang mampu memberikan nutrisi yang
sesuai bagi tanaman itu sendiri. Tanah ini juga memliki manfaat lain seperti, mampu mengikat zat – zat yang bersifat toksik, membantu
meningkatkan kandungan air tanah, mencegah tanah tergerus, meningkatkan aerasi
tanah serta dapat digunakan sebagai pupuk alami.
Ciri-ciri Tanah
Humus,
antara lain yaitu memiliki warna gelap pada lapisan tanah, memiliki daya serap yang tinggi, unsur yang terbentuk dari bagian tumbuhan yang membusuk, tanah yang sangat subur, terletak pada lapisan tanah bagian atas,dapat
meningkatkan unsur hara,
dan memiliki aroma yang kurang sedap.
Pengamatan
yang kedua, kami melakukan pengamatan terhadap tanah latosol. Sampel tanah
latosol ini kami dapatkan didaerah Universitas Bengkulu. Tanah latosol
merupakan salah satu tanah yang tidaak sulit untuk ditemukan. Tanah jenis ini
dapat ditemukan hampir diseluruh wilayah di indonesia. Tanah latosol atau tana hinsepticol merupakan tanah yang
mempunyai lapisan solum. Lapisan solum yang dimiliki oleh
tanah latosol ini cenderung tebal dan bahkan sangat tebal. Lapisan solum tanah ini antara
130 cm hingga 5 meter dan bahkan lebih.
Untuk menggenali tanah latosol ini dapat dilakukan
dengan cara melihat ciri-ciri atau karakteristik dari tanah latosol ini. tanah
latosol berbeda dengan jenis tanah yang lainnya. Setiap jenis tanah mempunyai
ciri- cirinya masing- masing. Adapun ciri dari tanah latosol yaitu : tanah latosol Memiliki solum tanah yang agak tebal hingga tebal, yakni
mulai sekitar 130 cm hingga lebih dari 5 meter, tanahnya berwarna merah,
coklat, hingga kekuning- kuningan, tekstur tanah pada umumnya adalah liat, struktur
tanah pada umumnya adalah remah dengan konsistensi gembur, tanah latosol memiliki
pH 4,5 hingga 6,5, yakni dari asam hingga agak asam, memiliki bahan organik
sekitar 3% hingga 9%, namun pada umumnya hanya 5saja%, mengandung unsur hara
yang sedang hingga tinggi. unsur hara yang terkandung di dalam tanah bisa
dilihat dari warnanya. Semakin merah warna tanah maka unsur hara yang
terkandung adalah semakin sedikit, mempunyai infiltrasi agak cepat hingga agak
lambat, daya tanah air cukup baik, lumayan tahan terhadap erosi
tanah.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman,baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk kemaslahatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. A. sifat fisik.
1. Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman,baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk kemaslahatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. A. sifat fisik.
B. Sifat kimiawi.
C. Sifat biologisnya
4.2 Saran
Sebaiknya pratikan sebelum melakukan
Penelitian alangkah baiknya pratikan belajar dulu tentang tanah dan apa aja
yang akan dilakukan, dan harus lebih teliti lagi dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, Sarwono.1987.Ilmu Tanah.Jakarta:Mediyatama
Sarana Perkasa
Hardjowigeno, Sarwono.1992. Ilmu Tanah Edisi Ketiga. Jakarta: Mediyatama
Sarana Perkasa
Rayes, M.L.2007.Metode Inventarisasi Sumber Daya
Lahan.Yogyakarta:Andi Yogyakarta
Suripin.2001.Pelestarian Sumber Daya Tanah dan
Air.Yogyakarta:Andi Yogyakarta
Manoppo,
Charity Joseph, dkk.2017.Analisis Perkuatan Tanah dengan
Metode Sand Compaction
Pile Pada Tanah Rawa (Studi Kasus: Jalan Tol
Manado Bitung Sulut).http://ejournal.unsrat.ac.id (diakses agustus 2017)
Vidio Pembelajaran Jenis-Jenis Tanah ( Diyon Yulis )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar