Gambar Penataan Alat dan Bahan Laboratorium ( fdedenaldila.blogspot.com ) |
PAPER PRAKTIKUM PENGELOLAAN DAN TEKNIK LABORATORIUM IPA
PENATAAN
ALAT DAN BAHAN PADA LABORATORIUM IPA
Disusun
Oleh :
Nama : Elza Heryensi
Npm :
A1M018008
Hari, Tanggal :
Kamis, 5 September 2019
Dosen
Pengampu : Mellyta Uliyandari,M.Pd.Si
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
2019
A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium sering diartikan
sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang
dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam
terbuka misalnya kebun botani. Pada pembelajaran sains termasuk biologi di
dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses
belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium
diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat
sejumlah alat-alat dan bahan praktikum.(Riandi, 2016).
Laboratorium
IPA merupakan tempat siswa dan guru belajar menemukan dan memecahkan masalah IPA.
Di Lab, siswa dan guru melakukan penyelidikan dengan pengamatan-pengamatan
objek-objek alam (gejala-gejala alam) atau percobaan-percobaan. Bentuk
Laboratorium bisa berupa ruang tertutup (dirancang) maupun ruang terbuka
(Lingkungan sekitar dan bentang alam).
B. Penataan
Alat dan Bahan Laboratorium IPA
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan
erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing)
maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan
penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar
petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam
pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam memelihara
kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan
agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis),
mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu
peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol
jumlahnya dari kehilangan. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan
alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai
penyimpan bahan kimia saja
2. Kualitas
alat termasuk kecanggihan dan ketelitian 3. Keperangkatan
4. Nilai/ harga alat
5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7. Bahan dasar penyusun alat
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot / berat alat
Penataan
terkait erat dengan pengelompokkan, penempatan, penyimpanan, kemudahan pemeliharaan dan penggunaannya. Alat-alat Laboratorium
IPA dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, seperti : Alat kegiatan (pengamatan &
pengukuran), seperti mikroskop, osiloskop, perangkat alat optik, kamera,
anemometer, kalorimeter, timbangan, dsb. Alat-alat dasar digunakan untuk
melengkapi alat/ perangkat alat percobaan, seperti gelas kimia, tabung reaksi,
pipa kapiler, erlenmeyer, pelubang gabus, selang plastik, dst. Alat peraga seperti Kit IPA,
termasuk di dalamnya Model-torso, insektarium dan alat-alat lain yang serupa, digunakan
untuk meragakan suatu struktur suatu obyek IPA. Charta, foto, atau Bagan, digunakan
untuk menjelaskan suatu hal. Perkakas dan alat penunjang seperti
obeng, alat bor, tang, catut, gunting, soldier, alat pemadam kebakaran, Jas
Lab, Masker, kulkas, dst yang digunakan untuk memperbaiki macam-macam peralatan
lab (Subamia, dkk, 2016: 455).
Pengelompokan
juga dapat didasarkan atas sifat peralatan. Menurut dasar ini, penataan
alat-alat laboratorium dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok, seperti (1)
alat elektronik dan magnet, (2) alat optik, (3) kalor, (4) model, gambar atau
bagan.
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum laboratorium
maupun peralatan. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam
penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1. Klasifikasi alat-alat laboratorium
Penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu
memperhatikan karakteristik dan spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan
alat, kemudahan pencarian dan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, ataupun
sekedar kerapihan penyimpanan. Oleh karena itu alat-alat laboratorium perlu
dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kritria yang sesuai dengan
tujuan pengelompokkannya. Kriteria klasifikasi alat-alat laboratrorium antara
lain adalah bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik pembuat,
usia pakai, konserp fisika, fungsi atau kegunaan.
a. Bahan pembuatan
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan bahan utama pembuatannya, misalnya kayu, plastik, kaca,
logam, dan sebagainya.
b. Massa
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan bobot dan massanya apakah alat-alat itu ringan atau
berat.
c. Bentuk dan volume
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan bentuk dan ukuran volumenya, misalnya besar, kecil,
bola, kubus, balok, silinder dan sebagainya.
d. Pabrik pembuat
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan produser atau pabrik yeng membuatnya. Pengelompokkan
ini tentu dengan menyebutkan nama PT pabrik pembuat dan negaranya.
e.
Letak dan cara penyimpanannya
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan Letak dan cara penyimpanan atau cara pemasangannya.
Berdasarkan kriteria ini alat dikelompokkan atas alat-alat permanen dan
alat-alat tidak permanen. Alat-alat permanen adalah alat-alat yang terpasang
tetap di bagian tertentu dalam laboratorium, dan alat-alat tidak permanen
adalah alat-alat yang dapat disimpan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan
penggunaannya.
f. Usia pakai
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan usia pakainya. Usia pakai adalah waktu yang menyatakan
berapa lama atau berapa kali alat itu dapat digunakan dan berfungsi dengan baik
dan benar sesuai dengan spesifikasinya pembuatannya.
g.
Konsep fisika
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan konsep atau materi fisika yang berkaitan dengannya,
misalnya alat-alat mekanika, alat-alat listrik-magnet, alat-alat optik dan
sebagainya.
h. Fungsi/kegunaan
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di
kelompokkan berdasarkan fungsinya ketika digunakan apakah sebagai alat ukur
yang dapat digunakan pada lebih dari satu percobaan, sebagai satu set
percobaan, sebagai alat peraga, sebagai alat perbaikan, atau yang lainnya. Pada
prakteknya sering terjadi bahwa pengelompokkan alat-alat didasarkan kepada
lebih dari satu kriteria. Berikut ini adalah alat-alat fisika dikelompokkan
atas bahan habis, alat permanen, alat tidak permanen dan alat perbaikan.
2.
Alat-alat permanent
Alat-alat permanen adalah alat-alat laboratorium yang
disimpan dan sekaligus dipasang (siap digunakan) di tempat tertentu, tidak
harus atau bahkan tidak boleh dipindah-pindahkan tempatnya. Beberapa contoh
alat yang dapat dipandang sebagai alat permanen misalnya adalah:
a.
Barometer untuk mengukur tekanan udara di laboratorium
b. Termometer suhu ruangan untuk mengukuir suhu udara di
laboratorium.
c. Higrometer untuk mengukur kelembaban udara dalam ruangan
laboratorium.
d. Bandul fisis.
e.
Pesawat Ethwood.
f. Foto, diagram, gambar, poster, contoh grafik.
g. Pembakar bunsen dan instalasi gasnya.
Pemasangan alat-alat permanen hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut ini :
a. Pemilihan tempat yang stategis untuk pengamatan atau
bahkan melakukan percobaan.
b. Ketepatan posisi pemasangan di tempat yang sudah
ditentukan.
c. Tempat pemasangan dan alat yang dipasang ditempat itu
harus terhindar dari faktor-faktor yang dapat mengganggu atau merusak alat
seperti panas matahari, kelembaban, banyak getaran dan sebagainya.
d. Setiap alat permanen dapat diberi kartu alat yang
menjelaskan nama dan atribut-atribut lain alat tersebut seperti jumlah,
spesifikasi, asesoris dan tempat penyimpanannya.(Herowati, 2016)
3.
Bahan habis
Bahan habis di laboratorium IPA dapat terdiri dari bahan
material dan alat-alat yang umur pakainya pendek atau bahkan sekali pakai
habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi. Bahan habis yang benar-benar berupa
bahan material misalnya adalah timah patri, pita kertas ticker timer, kertas
karbon, benang, tali, paku keling, spirtus, alkohol, minyak tanah, bensin,
pelumas dan sebagainya, sedangkan bahan habis yang berupa alat yang usia
pakainya pendek misalnya adalah berbagai komponen elektronika .
a. Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan bahan
habis antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Pemilihan alat-alat yang harus dimasukkan ke dalam kelompok bahan habis.
2.
Pemberian label nama dan atribut yang jelas bagi setiap bahan habis, agar tidak
tertukar penyimpanan dan pemakaiannya.
3.
Cantumkan catatan, peringatan dan perhatian cara menggunakan yang tepat dan
aman.
b.
Penyimpanan yang sesuai dengan
karakteristik alat misalnya :
1. Tempat
penyimpanan yang tepat apakah dari kayu, plastik, kaca dan sebagainya.
2.
Ditutup dengan rapat.
3.
Tidak ditutup rapat atau bahkan terbuka
4.
Suhu dan kelembaban tempat tempat penyimpanan yang sesuai, apakah bahan harus
disimpan di tempat yang kering, di tempat yang sejuk, jangan di tempat yang
lembab, atau harus dalam lemari es atau frezer, di tempat yang terang atau
gelap dan sebagainya.
5.
Bila bahan habis termasuk bahan yang mudah terbakar, maka harus disimpan jauh
dari sumber api atau sumber panas, atau bahkan membelinya jangan terlalu
banyak, cukup sekali pakai habis saja.
6.
Perhatikan batas waktu pemakaian dan kadaluarsanya.
7.
Pengadaan yang sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai berlebihan sehingga sisa
menjadi lewat bataas waktu pemakaian atau kadaluarsa.
8.
Termasuk ke dalam bahan habis adalah bahan-bahan (padat, cair, gas) pembersih
seperti sabun dan pembersih lantai, cairan khusus pembersih lensa, lap, tissue
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Herowati.2016.Petunjuk Praktikum Pengelolaan Laboratorum
revisi kelima. Sumenep: FKIP Press.
Subamia, Dewa Putu, dkk.2014.Analisis Kebutuhan
Tata Kelola Tata Laksana Laboratorium IPA SMP di Kabupaten Buleleng.Jurnal
Pendidikan Indonesia Vol.3 No.2 (diakses Oktober 2014).
Riandi.2016.Pengelolaan Laboratorium.Jurnal Pendidikan
Biologi (diakse 29 November 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar