Selasa, 08 Oktober 2019

Secience Center

Gambar gedung pusat peragaan IPTEK / Science Center ( fondelondeljakarta.com)

LAPORAN PRATIKUM ILMU KEBUMIAN DAN ASTRONOMI

SECIENCE CENTER


Disusun Oleh :

                    Nama  Kelompok  : 1. Elza Heryensi (A1M018008 )                          
                                                     2. Hafia Ameliyah Kasim (A1M018024)
                                                     3. Sidiq Umar Dani (A1M018030)
                    Kelompok             : VII  (Tujuh)
                    Hari, Tanggal        : Minggu, 28 April 2019
                    Dosen Pengampu  : Syaiful Rochman, Mpd.


UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap tahunnya makin berkembang pesat, dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada segala kehidupan manusia. Saat ini manusia dituntut untuk senantiasa harus mengikuti perubahan yang terjadi dalam kehidupannya. Pada dasarnya kemajuan akan teknologi ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari berkembangnya suatu bangsa, namun kenyataanya yang terjadi di negara Indonesia, kemajuan Iptekyang ada tidak didukung oleh kemajuan masyarakatnya mengenai pengetahuan tentang teknologi yang berkembang saat ini, sehingga menjadikan negara kita kalah bersaing dengan negara lain. Faktor yang menyebabkan persoalan ini terjadi salah satunya adalah tidak tersedianya fasilitas pendukung yang memadai bagi masyarakat kita khususnya kaum pelajar untuk lebih tahu, mengenal, mempelajari, ataupun menciptakan sebuah penemuan yang berhubungan dengan kemajuan teknologi.
Museum yang berada di daerah Jakarta Timur ini menyajikan fasilitas dan peralatan yang lengkap bagi para pengunjungnya. Menurut laporan dan artikel sejarah yang dapat diakses dalam situs resmi Museum IPTEK ini, ide awal dari berdirinya museum ini berasal dari Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, yang pada saat itu adalah Prof. Dr. B. J. Habibie. Selain itu, salah satu tokoh terkemuka Indonesia juga memiliki keinginan untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia dengan cara melalui pengenalan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu caranya adalah dengan dibangunnya Museum atau PP-IPTEK ini yang memiliki lokasi, letak, alamat, dan wilayahnya berada di terminal B Skylift – TMII.
            Adapun tujuan dari kunjungan atau pengamatan terhadap pusat peragaan IPTEK ini adalah untuk mengetahui sejarah singkat science center dan mengetahui apa saja yang ada didalam science center tersebut.

1.2 Rumusan Masalah  
1. Bagaimana sejarah singkat Science center ?
2. Apa saja alat-alat peraga  yang ada didalam Science center ?

1.3  Tujuan 
1. Untuk Mengetahui sejarah singkat Science center.
2. Untuk Mengetahui apa saja alat-alat peraga yang ada didalam Science center.

1.4 Hipotesis
            Gagasan pendirian science centre di Indonesia diprakasai oleh Menteri Riset dan Teknologi pada waktu itu, Prof. Dr. B.J. Habibie, pada tahun 1984. Pada saat ini alat-alat peraga di peragaan Iptek berjumlah 250 buah. Dari 250 buah alat peraga itu hampir seluruhnya merupakan alat peraga interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan, alat peraga ini terbagi dalam 13 (tiga belas) wahana yaitu : wahana ilmu dasar, wahana transportasi darat, wahana transportasi laut, wahana transportasi udara, wahana antariksa, wahana fluida, wahana optika, wahana Galileo dan lainnya.

1.5  Definisi Istilah
1. Antariksa adalah sebuah ruangan yang tidak terbatas atau alam yang berada diluar dan tidak tercakup didalamnya bumi.
2. Galileo adalah sebuah wahana antariksa yang berawak yang dikirim NASA untuk mempelajari Yupiter dan bulan-bulannya.
3. Optika adalah cabang ilmu fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan intraksi cahaya dengan materi.
4. Robotika adalah satu cabang teknologi yang berhubungan dengan ayen, konstruksi, operasi, disposisi, struktural, pembuatan, dan aplikasi dari robot.
5. Sangkar Faraday atau Tameng Faraday adalah sebuah ruangan tertutup yang terbuat dari bahan-bahan penghantar listrik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam setiap diri manusia yang tumbuh sejak dilahirkan. Oleh karena itu manusia yang normal sudah pasti memiliki pengetahuan. Pengetahuan mempunyai sifat yang acak. Dalam kehidupan yang semakin berkembang dan penuh tantangan, nilai fungsionalnya tidak mencapai optimal untuk menghadapi tantangan dan pemecahan masalah yang rumit. Agar nilai fungsionalnya menjadi optimal maka pengetahuan yang acak tersebut harus ditingkatkan menjadi ilmu. Pengetahuan yang sifatnya acak dan terbuka, melalui proses yang panjang diorganisasikan dan disusun menjadi bidang-bidang ilmu, selanjutnya limu itu dikelompokkan menjadi ilmu eksak (ilmu pengetahuan alam) dan non eksak (ilmu pengetahuan social). Prinsip yang membedakan antara ilmu dan pengetahuan adalah ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. disusun secara sistematik 2. ada obyek kajiannya 3. ada ruang lingkupnya kajiannya 4. menggunakan suatu metode tertentu Dalam pengetahuan ciri-ciri tersebut tidak ada. Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan fakta-fakta dan aturan-aturan yang ada hubungannya antara satu dengan lainnya. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan ilmu pengetahuan manusia dapat mengembangkan daya kemampuan yang dimiliki. Pengetahuan apalagi limu (ilmu pengetahuan) sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengetahuan pemanfaatan benda, alat-alat, senjata, dan juga hewan, menjadi mudah dan terarah untuk mencapai hasil. Apalagi jika pengetahuan tersebut telah tersusun dan ditingkatkan menjadi ilmu atau ilmu pengetahuan, maka penerapan pemanfaatan benda, alat, dan senjata tersebut akan menjadi lebih baik lagi. Penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghasilkan sesuatu, membuahkan kemampuanyang disebut teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Teknologi adalah suatu studi sistematik akan teknik-teknik untuk membuat dan mengerjakan berbagai benda, sedang ilmu adalah usaha sistematik untuk memahami dan menfsirkan dunia. (Robert Angus Buchaman.2006:136).
            menurut Tarsis Tarmuji (1991:128-130), ada 3 macam teknologi yang harus dibina dan dikembangkan, antara lain: 1. Teknologi Maju, yaitu teknologi yang berkaitan dengan berbagai bidang yang vital untuk masa depan bangsa Indonesia antara lain produksi ekstratif (khususnya bidang metalorgi dan teknologi mineral) dan penelitian serta pengembangan bidang energi, (khususnya tenaga nuklir). 2. Teknologi Adaptif, yaitu perkembangan teknologi dan hasil penemuan yang bersumber pada penelitian dan pengembangan di negara-negara maju yang masih harus diolah. Artinya disesuaikan dan diserasikan dengan pertimbangan-pertimbangan dan pengembangan di bidang teknologi adaptif harus memperhatikan penyerapan tenaga kerja dan penggunaan bahan dalam negeri. Harus diperhatikan bahwa teknologi adaptif dalam proses produksi tidak boleh mengorbankan jumlah maupun kualitas produksi. Pembinaan dan pengarahan teknologi adaptif ini seyogyanya ditujuakan pada masalah sandang, pangan, dan pemukiman.  3. Teknologi Protektif, yaitu teknologi yang ditujukan pada pemeliharaan, perlindungan, dan pengamanan ekosistem. Asas-asas teknologi protektif berkisar pada aspek konservasi, restorasi, dan generasi segenap sumber daya alam dan manusia yang ada dalam masyarakat kita.
            Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu program, untuk alat bantu, manipulasi dan menyampaikan informasi. TIK adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Jika ditinjau dari asal sebuah kata teknologi. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologia atau techne yang mempunyai arti keahlian dan logia yang berarti pengetahuan. Dalam pengertian yang sempit, teknologi merupakan sesuatu yang mengacu pada objek benda yang dipergunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas atau perangkat keras. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
1. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi
 2. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan memproses, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media. Menurut Susanto, TIK adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data/informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah. Sedangkan menurut Anatta Sannai, TIK adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain
Hakikat sains atau Nature of Science (NOS) merupakan pengetahuan tentang epistemologi (metode) dari sains, proses terjadinya sains, atau nilai dan keyakinan yang melekat untuk mengembangkan sains (Khalick dkk,1998: 418). Nature of science direpresentasikan dengan 10 karakter. Dua karakter melekat pada substansi sains dan delapan karakter melekat pada epistemologi pengembangan sains. Pemahaman tentang NOS dipandang sangat perlu untuk standar kelulusan dari pendidikan sains sebelum memasuki perkuliahan sehingga memiliki literasi sains (Khalick dkk, 2008: 835). Bahkan Mullis dan Jenkins (dalam Meichtry, 1993: 432) menyatakan bahwa pemahaman NOS yang baik dapat memberikan kemampuan intelektual yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mengembangkan sains dan teknologi.
Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dari kata ini adalah pengetahuan. Dalam bahasa Indo-nesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” yang artinya pengetahuan. “Science”dari bahasa Latin “scientia”, yang berarti “pengetahuan” adalah aktivitas yang sistematis yang membangun dan mengatur penge-tahuan
dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta. Berdasarkan Oxford Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan percobaan”. Dalam kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Pengertian ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata  dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani kehidupan.


BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
No
        Nama
                    Gambar
1.
Kamera HP
2.
Pena
3.
Buku Tulis








3.2 Langkah Pengamatan
1. Diamati dan diperhatikan dengan baik dari berbagi peragan alat-alat yang ada didalam science center tersebut.
2. Dicatat semua hal yang dianggap penting.

3.3 Foto Pengamatan  





























BAB IV
PEMBAHASAN
Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Science Center ) atau disingkat PP-IPTEK adalah sarana pembelajaran luar sekolah untuk menumbuh kembangkan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi secara mudah, menghibur, berkesan dan kreatif.
A. Sejarah Singkat Science Center ( Pusat Peragaan IPTEK)
Gagasan pendirian science centre di Indonesia diprakasai oleh Menteri Riset dan Teknologi pada waktu itu, Prof. Dr. B.J. Habibie, pada tahun 1984. Dibentuk Panitia Kerja dengan SK Menteri Riset dan Teknologi No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema peragaan, system pengelolaan, serta bentuk arsitekturnya. Pada tahun 1987 Supporting Committee dibentuk untuk mensosialisasikan science centre kepada masyarakat luas melalui penyelenggaraan pameran fisika dan matematika di Gedung Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.
Usaha sosialisasi dilanjutkan pada tahun 1988-1990 dengan peragaan 20 alat peraga interaktif bidang IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil kerjasama dengan Fakultas Pendidikan Matematika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuan usaha ini untuk pengenalan dan studi penjajakan animo masyarakat. Kesan yang diperoleh dari pengunjung sangat positif dan para remaja dapat mengenal iptek secara lebih mudah dan nyata. Peragaan tersebut digunakan juga sebagai media pengajaran bidang iptek oleh beberapa mahasiswa IKIP Jakarta yang bertindak sebagai pemandu.
Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) kemudian dibantu oleh US Agency for International Development dan Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal tersebut, Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim Kementerian Ristek, PT Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete dan Sopha Development dari Perancis.
Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung sementara Terminal B Skylift-TMII, berlantai 2 seluas 1.000 m2. Sejumlah alat peraga telah dibuat sendiri oleh tenaga ahli dari Puslitbang KIM-LIPI, LUK BPPT, BATAN, juga sumbangan dari industri strategis dan IBM.
PP-IPTEK akhirnya menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995, berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Dengan filosofi konsep sebagai api semangat iptek yang merupakan titik awal pengembangan masa depan, konsep desain bangunan futuristic, menjelajah tanpa batas, Konsultan Perencana PT. Tripanoto Sri telah merancang bangunan seluas 24.000 m2 di atas area seluas 42.300 m2. Sejak saat itu telah tersedia sarana pembelajaran iptek yang memberi kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan mempelajari rahasia dan gejala alam yang diperagakan, mempelajari dengan menggunakan indera pendengar, pencium, dan peraba melalui manipulasi, operasi dan eksperimen. Melalui peragaan dan program, pengunjung diberi kesempatan untuk menjajagi fenomena dan khasanah iptek secara mandiri, keluarga dan kelompok, agar memberi inspirasi dan meningkatkan daya kretivitas dan inovasi.

B. Alat Peragaan Iptek
Seluruh benda koleksi di peragaan Iptek meupakan alat-alat peraga interaktif yang sebagian besar bersifat dapat disentuh dan dimainkan. Berbeda dengan moseum yang hampir seluruh benda koleksinya merupakan barang-barang yang memiliki nilai historis atau replikanya dan hanya sebagai objek penglihatan saja. Dengan ini pengunjung dapat merasakan manfaat dan mendapatkan pengetahuan dari sebuah alat peraga.
Alat peraga Iptek yang interaktif ini ada yang berbentuk artifak seperti diaroma dan ada yang berbentuk alat peraga sentuh dan dimainkan. Alat interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan ini adalah alat peraga yang mekanisme opeasinya memerlukan interaksi fisik antara pengunjung dengan alat peraga. Pada saat ini alat-alat peraga di peragaan Iptek berjumlah 250 buah.
Dari 250 buah alat peraga itu hampir seluruhnya merupakan alat peraga interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan, alat peraga ini terbagi dalam 13 (tiga belas) wahana yaitu:
Wahana ilmu dasar, Wahana transportasi darat, Wahana transportasi laut, Wahana transportasi udara, Wahana antariksa, Wahana fluida, Wahana optika, Wahana Galileo, Wahana mekanika, Wahana matematika, Wahana lingkungan dan energi,  Wahana telekomunikasi, dan Arena cilik.
Seluruh alat peraga ini akan terus dikembangkan baik dari jenis peragaannya maupun jumlahnya. Keseluruhan alat tersebut tersebar di tiga lantai galeri dan bangunan pusat peragaan IPTEK. Salah satunya yaitu peragaan simulasi gempa, sangkar faraday, alat mekanisme pernafasan, robotika, sepeda diatas kabel dan lain sebagainya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan di pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) atau yang biasa dikenal dengan science centre dapat disimpulkan bahwa :
1. Gagasan pendirian science centre di Indonesia diprakasai oleh Menteri Riset dan Teknologi pada waktu itu, Prof. Dr. B.J. Habibie, pada tahun 1984. Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung sementara Terminal B Skylift-TMII, berlantai 2 seluas 1.000 m2. Sejumlah alat peraga telah dibuat sendiri oleh tenaga ahli dari Puslitbang KIM-LIPI, LUK BPPT, BATAN, juga sumbangan dari industri strategis dan IBM. PP-IPTEK akhirnya menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995, berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. 
2.  Pada saat ini alat-alat peraga di peragaan Iptek berjumlah 250 buah.
Dari 250 buah alat peraga itu hampir seluruhnya merupakan alat peraga interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan, alat peraga ini terbagi dalam 13 (tiga belas) wahana yaitu: Wahana ilmu dasar, Wahana transportasi darat, Wahana transportasi laut, Wahana transportasi udara, Wahana antariksa, Wahana fluida, Wahana optika, Wahana Galileo, Wahana mekanika, Wahana matematika, Wahana lingkungan dan energy, Wahana telekomunikasi, dan Arena cilik.
5.2 Saran
            Sebaiknya pada saat melakukan pengamatan terhadap berbagai jenis alat peraga dipusat peragaan IPTEK (Science centre) pngunjung (mahasiswa prodi pendidikan IPA Universitas Bengkulu) harus mengamati dengan baik dan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan agar tidak menyebabkan kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Darimi Ismail. 2017. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM EFEKTIF
Dafrita Ivan Eldes. 2012. ILMU DAN HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN  DALAM NILAI AGAMA
Ratnawati Eris, dkk. 2012. PEMAHAMAN HAKIKAT SAINS (NOS)
MAHASISWA TAHUN KETIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Robert Angus Buchanan. 2006. Sejarah teknologi. Yogyakarta ; Pall Mall
TarsisTarmudji. Aspek Dasar KehidupanSosial. Yogyakarta ;Libert


  Salah Vidio Simulasi di Pusat Peragaan IPTEK ( Pusat Peragaan Iptek )  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar