Selasa, 08 Oktober 2019

Planetarium


Gambar Planetarium Jakarta ( https://www.piknikman.com/planetarium-jakarta/ )

LAPORAN PRATIKUM ILMU KEBUMIAN DAN ASTRONOMI

PLANETARIUM

Disusun Oleh :

                            Nama Kelompok     : 1. Elza Heryensi (A1M018008 )                          
                                                              2. Hafia Ameliyah Kasim (A1M018024)
                                                              3. Sidiq Umar Dani (A1M018030)
                            Kelompok               : VII  (Tujuh)
                            Hari, Tanggal          : Minggu, 28 April 2019
                            Dosen Pengamp      : Syaiful Rochman, Mpd.


UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
2019

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Di zaman modern saat ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat, alat-alat yang ditemukan pun semakin lama semakin canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan kini telah merambat hingga kedunia antariksa dimana penemuan hal-hal baru terus terjadi. Sebagai manusia yang memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi tentu manusia akan berusaha dan berupaya agar apa yang diingin kan dapat terwujud, hal ini juga terjadi dalam ilmu pengetahuan, dimana manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas atau singkat nya manusia adalah makhluk yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, hal ini akhirnya menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi pada diri manusia dimana setelah mengetahui beberapa ilmu yang ada dibumi, manusia juga mencari tahu apa saja yang ada di luar bumi atau lebih tepatnya mempelajari ilmu antariksa. Ilmu ini sudah ada sejak lama bahkan sejak zaman para pelayar terdahulu yang menggunakan bintang sebagai penunjuk arah mereka.
            Pada saat ini di Indonesia telah berdiri suatu tempat yang mana tempat tersebut memiliki fungsi untuk meneliti atau mengamati benda-benda yang ada dilangit, tempat tersebut bernama planetarium. Planetarium dan observatorium jakarta adalah satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai, Kalimantan Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Planetarium tertua ini letaknya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
            Peraktikum lapangan atau kunjungan ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa pndidikan ipa dapat mengetahui sejarah singkat dari planetarium dan observatorium jakarta, serta dapat mengetahui fungsi atau kegunaan dari planetarium dan observatorium Jakarta itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah                                      
            1. Bagaimana sejarah singkat planetarium dan observatorium jakarta?
2. Apa fungsi atau kegunaan dari planetarium dan observatorium jakarta ?

1.3 Tujuan
            1.Untuk  mengetahui sejarah singkat planetarium dan observatorium Jakarta.
            2. Untuk mengetahui fungsi atau kegunaan dari planetarium dan     observatorium Jakarta.

1.4 Hipotesis
        Planetarium Jakarta berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di tempat ini juga tersedia ruang pameran benda- benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori.

      1.5 Definisi istilah
    1. Baju antariksa adalah sebuah pakaian yang dikenakan untuk menjaga hidup manusia dalam lingkungan yang keras dari luar angkasa, vakum dan suhu ekstrem.
2. Bulan adalah satelit alami bumi satu-satunya dan merupakan benda langit yang paling terang setelah matahari. 
3. Matahari adalah bintang yang menjadi pusat tata surya yang berbentuk seperti bola pijar yang berukuran sangat besar.
    4. Rasi bintang atau konstelasi bintang adalah kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya berdekatan.
    5. Zodiak adalah sebuah sabuk khayal di langit dengan lebar 18 yang berpusat pada lingkaran ekliptika.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Planetarium menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) yaitu bangunan berkubah setengah lingkaran yang digunakan untuk memperlihatkan benda-benda langit. Di dalam Oxford American Dictionary (1986), planetarium adalah suatu ruang bangunan berkubah, tempat cahaya diproyeksikan untuk memperagakan kemunculan bintang-bintang dan planet-planet di langit pada tempat dan waktu tertentu. Dalam hal ini planetarium memiliki arti yaitu tempat untuk menggambarkan peredaran dan letak planet–planet dalam tata surya, termasuk letak matahari yang menjadi pusat peredaran dengan bantuan proyektor (biasanya berbentuk bangunan berkubah setengah lingkaran), sekaligus sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin menggali informasi dan pengetahuan mengenai astronomi (Yuliasari, dkk, 2017 : 52).
            Sebuah susunan-susunan benda langit yang terdiri dari planet, matahari, satelit dan benda-benda langit lainnya disebut dengan sistem tata surya. Benda-benda langit sendiri merupakan bagian terkecil dari alam semesta. Dan masih banyak bagian alam semesta yang belum bayak diketahui oleh manusia. Matahari secara teratur dikelilingi oleh berbagai planet dan benda-benda langit.
            Sistem Tata Surya ialah sebuah sekumpulan benda-benda langit yangterdiri dari sebuah bintang dan biasa disebut matahari dan semua benda langit yang terkait dengan gaya gravitasinya. Dan dari objek tersebut juga termasuk 8 planet yang telah diketahui orbit yang bentuknya elips. (Harmi, 2015) Menyatakan bahwa tata surya memiliki garis edar yang berdiameter lebih dari 12.000 juta Km. Dan benda-benda langit terdiri dari 8 planet dan orbit berbentuk elips, satelit, komet, asteroid, meteoroid(Parker, 2006 : 97).
            Sistem tata surya ini terletak pada gakaksi Bima Sakti. Galaksi ini sendiri ialah sebuah kumpulan dari beberapa bintang, bintang ialah sebuah penghuni langit yang dapat menyorotkan cahaya, dan matahari sendiri ialah sebuah bintang yang terdekat dengan bumi pada Galasi Bima Sakti.(Copernicus, 1543) menyampaikan sebuah model sistem tata surya bisa disebut dengan model heliosentris, beliau jugamenjelaskan bahwa matahari berada pada pusat sistem tata surya begitu juga planet-planet, dan juga bumi, berputar mengelilingi matahari (Admiranto, 2009 : 121).
            Bagi kalangan pemerhati Astronomi, keberadaan Planetarium dan Observatorium Jakarta merupakan yang pertama di kawasan Asia Tenggara. Contoh pembangunan planetarium di manca negara antara lain:
1. Planetarium Jena, Jerman Timur18 Juli 1926
2. Planetarium Chorzow, Polandia 4 Desember 1955
3. Planetarium Akashi, Jepang 8 Juni 1960
4. Planetarium Calcutta, India 29 September 1962
5. Planetarium Lisbon, Portugal 20 Juli 1965
6. Planetarium Vancouver, Canada 26 Oktober 1968
7. Planetarium Bogota, Colombia 15 Desember 1968
            Dalam perkembangannya, manusia Yunani memiliki kemampuan untuk mengamati fenomena langit dan mengenali pola bintang-bintang danmengelompokkannya menjadi sebuah rasi bintang. Tentu saja penamaan rasi bintang juga berkaitan dengan nama-nama dewa-dewi dan pahlawan (anak persenyawaandewa dan manusia) Yunani. Mereka melihat titik-titik bintang yang berdekatanmempunyai pola dan membentuk gambar yang mirip dengan dewa-dewi mereka.Seperti halnya rasi bintang, planet-planet pun juga memiliki nama seperti namadewa-dewi Yunani (Stott, 2006 : 18-19).
                Penamaan benda-benda langit adalah satu dari sekian banyak hal yang jugadipengaruhi oleh mitos-mitos Yunani kuno. Sebagai contoh, kita dapatmenggambarkan bahwa Jupiter melambangkan dewa Zeus, dewa segala dewa,karena planet Jupiter berukuran paling besar dan dikelilingi oleh banyak satelit, yangdalam penggambarannya Zeus dikelilingi oleh banyak wanita-wanita. Planetarium membantu masyarakat mengenal tata suryanya lebih dekat. Bagaimana rasi bintang itu tercipta, seperti apa rasi bintang, dan lain sebagainya (Muharram, 2004 : 97).

BAB 111
METEDOLOGI PENELITIAN
                                     
3.1 Alat dan Bahan                                                                                                                                                                                                                                       
No
Nama
Jumlah
             Gambar
1.
Kamera ( Hp)
1
2.
Pena
1
 
 
3.
Buku
1
 
                                                  
3.2  Langkah Pengamatan
            1. Mengamati dan memperhatikan dengan baik selama pertunjukan berlangsung.
            2. Mencatat bagian-bagian yang dianggap penting.
              
3.3 Foto Pengamatan


 

 


 


 


 



BAB IV
PEMBAHASAN

Pada peraktikum lapangan kali kami melakukan pengamatan terhadap planetarium dan observatorium Jakarta.
a. Sejarah Singkat Planetarium dan Observatorium Jakarta
            Planetarium Jakarta berada di Jl. Cikini Raya Nomor 73, Jakarta Pusat. Planetarium dan Observatorium Jakarta dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai tahun 1964, atas gagasan Presiden Soekarno dengan harapan agar bangsa Indonesia sedikit demi sedikit mengenal berbagai macam benda langit dan berbagai peristiwa di luar angkasa. Selain dana dari pemerintah, Planetarium dan Observatorium Jakarta ini juga didanai oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia.
            Pada tahun 1968, gedung beserta peralatan planetarium berhasil diselesaikan. Pada tanggal 10 November pada tahun yang sama, Planetarium dan Observatorium Jakarta diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersamaan dengan diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta—Taman Ismail Marzuki.
            Pertunjukan Planetarium mulai dibuka untuk umum pada tanggal 1 Maret 1969, menggunakan proyektor Universal buatan perusahaan Carl Zeiss, Jerman. Tanggal 1 Maret itu kemudian dijadikan hari ulang tahun Planetarium.
            Pada tahun 1984, Pemerintah DKI Jakarta membentuk Organisasi Penyelenggara Tugas dan Fungsi Planetarium dan Observatorium sebagai pengganti status awal Proyek Planetarium menjadi Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta. Kepala Badan Pengelola mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya langsung kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2209 Tahun 1984.
            Pada tahun 1996, Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta melakukan renovasi gedung sekaligus pemutakhiran peralatan pertunjukan dengan mengganti proyektor utama dengan yang lebih canggih dan dikontrol sepenuhnya oleh program komputer. Proyektor Universal diganti dengan Proyektor Universarium Model VIII, bahan layar kubah diganti dengan yang baru dan garis tengahnya dikurangi dari 23 meter menjadi 22 meter. Lantainya ditinggikan dan dibuat bertingkat. Seluruh kursi dibuat menghadap ke arah Selatan dan jumlahnya dikurangi dari 500 ke 320 kursi.
            Pada tahun 2002, Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta mengalami perubahan status dari organisasi nonstruktural menjadi organisasi struktural berupa Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun 2002.
b. Fungsi atau Kegunaan dari Planetarium dan Observatorium Jakarta
            Planetarium & Observatorium Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menambah wawasan yang sangat luas kepada pengunjung khususnya bidang ilmu pengetahuan astronomi, karena pertunjukan Planetarium yang sering disebut Teater Bintang menyajikan berbagai macam peristiwa alam jagat raya. Di dalam Teater Bintang ini pengunjung diajak mengembara ke berbagai planet yang sangat luas dan menakjubkan, sehingga pengunjung dapat memahami konsepsi tentang alam semesta dan sekaligus memahami akan kebesaran Maha Pencipta.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengunjung, pertunjukan Planetarium (Teater Bintang) yang berdurasi (lama pertunjukan) lebih kurang 60 menit, menyajikan 9 judul :
1.Tata Surya
2. Gerhana Matahari & Gerhana Bulan
3. Penjelajah Kecil di Tata Surya
4. Galaksi Kita Bima Sakti
5. Planet Biru Bumi
6. Bintang ganda dan Bintang Variabel
7. Dari Ekuator sampai Kutub
8. Riwayat Hidup Bintang
9. Pembentukan Tata Surya
            Dari ke – 9 judul yang tersedia, kami menyaksikan pertunjukan yang berjudul “Penjelajah Kecil di Tata Surya”. Pertunjukan ini dimulai dengan Narator yang menceritakan bahwa langit malam menjadi sedikit kelabu karena banyaknya polusi udara di Jakarta. Melihat langit yang penuh bintang di malam hari di Jakarta adalah suatu hal yang mustahil, karena terdistorsi oleh cahaya lampu-lampu kota. Andai saja lampu-lampu kota itu dimatikan maka hamparan bintang itu akan terlihat. Setelah “distorsi” tadi dihilangkan, kini terlihat jelas langit hitam yang penuh dengan bintang, begitulah tampilan di layar. Kami merasa seolah-olah melihat ke atas langit cerah yang penuh bintang.
Cerita “Penjelajah Kecil di Tata Surya” diawali dengan pengenalan bintang dan rasi bintang. Ternyata ada 88 buah rasi bintang yang ditentukan oleh International Astronomical Union (IAU) untuk standardisasi. Dua belas lambang zodiak dalam astrologi itu termasuk di dalamnya.
            Kenapa 12 rasi bintang yang sering kita kenal sebagai zodiak itu begitu istimewa. Rupanya karena kedua belas rasi binang ini selalu nampak dari bumi dan seolah-olah dilintasi oleh matahari setiap tahunnya dengan susunan yang sama. Ini terjadi karena rasi-rasi bintang ini teretak di lintasan ekliptika (garis edar matahari).
            Susunan kedua belas rasi bintang zodiak ini adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces, dan kembali lagi ke Aries. Masa-masa rasi bintang ini ditentukan oleh posisi matahari terhadap zodiak tersebut.
            Beberapa rasi bintang lainnya hanya dapat dilihat di belahan langit tertentu. Rasi bintang Polaris yang terlihat di langit utara tidak dapat dilihat oleh mereka yang berada di belahan bumi selatan. Begitu pula dengan rasi bintang Salib Selatan tidak dapat dilihat oleh mereka yang berada di belahan bumi utara. Beruntunglah kita yang berada di khatulistiwa, sehingga hampir semua rasi bintang dapat kita lihat.
            Bila kita melihat bintang berwarna merah, itu adalah bintang “dingin” yang bersuhu sekitar 300 kali suhu air mendidih. Salah satunya bisa kita lihat di belahan langit bagian barat ketika malam hari.
            Setelah perkenalan dengan rasi bintang selesai, kita akan diperkenalkan dengan benda-benda kecil yang berada di luar angkasa, antara lain komet, meteor, meteorit, dan asteroid. Komet adalah gumpalan es kotor, yang terdiri atas gas-gas yang membeku dan terletak di pinggiran sistem tata surya kita yang dingin. Komet ini bergerak mengikuti suatu orbit tertentu, dan ketika ia mendekati matahari, sebagian gasnya terbakar dan menyublim sehingga membentuk ekor yang arahnya menjauhi matahari karena semburan angin radiasi dari matahari. Salah satu komet yang terkenal adalah Komet Halley yang terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun sekali.
            Meteor adalah benda-benda langit yang jatuh ke bumi akibat gravitasi bumi. Ketika memasuki atmosfer bumi, benda-benda ini akan terbakar. Benda-benda angkasa ini berdasarkan unsur penyusunnya, dibedakan menjadi 3 jenis yaitu yang mengandung logam, meteorit yang berupa batuan, serta meteorit yang mengandung logam dan batuan.
            Salah satu meteor besar yang pernah menghujam bumi adalah meteor yang jatuh di kawasan Arizona, Amerika, sekitar 49 ribu tahun yang lalu. Tumbukan meteor ini menimbulkan sebuah kawah lebar 1.200 meter dengan kedalaman 170 meter. Kawah ini dikenal dengan nama Canyon Diablo Crater
            Selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain. Jadwal peneropongan disusun dan disesuaikan dengan memperhatikan prakiraan cuaca.
           
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.      Planetarium Jakarta berada di Jl. Cikini Raya Nomor 73, Jakarta Pusat. Planetarium dan Observatorium Jakarta ini dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai tahun 1964, atas gagasan Presiden Soekarno.
2.      Planetarium dan observatorium Jakarta merupakan tempat pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda,dan selain itu juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain.
4.2 Saran
       Sebaiknya selama proses pertunjukan berlangsung seluruh pengu  njung terutama mahasiswa dari prodi pendidikan ipa universitas Bengkulu dapat memperhatikan pertunjukan dengan baik agar dapat mengetahui serta memahami apa yanag dijelaskan oleh narrator.   
            

DAFTAR PUSTAKA

Admiranto, A Gunawan.2009.Menjelajahi Tata  Surya.Jakarta:Erlangga
Muharram, Miftha Riza.2004.Tata Surya.Jakarta:Info Astronomi Publisher
Parker, Steve.2006.Just The Facth : Tata Surya.Jakarta:Erlangga
Stott, Carole.2006.Bintang dan Planet.Jakarta:Erlangga
Yuliasari, Wahyu dkk.2017.Sistem Informasi Geografis Tempat Wisata Edukasi    di DKI Jakarta Berbasis Android. http://ejournal.polibatam.ac.id (di akse april 2017)

Vidio Planetarium Show ( NIC Kurukshetra )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar