Gambar Planetarium Jakarta ( https://www.piknikman.com/planetarium-jakarta/ ) |
PLANETARIUM
Disusun
Oleh :
Nama Kelompok : 1. Elza Heryensi
(A1M018008 )
2. Hafia Ameliyah Kasim
(A1M018024)
3. Sidiq Umar Dani (A1M018030)
Kelompok :
VII (Tujuh)
Hari,
Tanggal :
Minggu, 28 April 2019
Dosen Pengamp :
Syaiful Rochman, Mpd.
UNIVERSITAS
BENGKULU
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN IPA
2019
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di zaman
modern saat ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat, alat-alat yang ditemukan
pun semakin lama semakin canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan kini telah
merambat hingga kedunia antariksa dimana penemuan hal-hal baru terus terjadi.
Sebagai manusia yang memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi tentu manusia
akan berusaha dan berupaya agar apa yang diingin kan dapat terwujud, hal ini
juga terjadi dalam ilmu pengetahuan, dimana manusia adalah makhluk yang tidak
pernah puas atau singkat nya manusia adalah makhluk yang memiliki rasa ingin
tahu yang sangat tinggi, hal ini akhirnya menimbulkan rasa ingin tahu yang
tinggi pada diri manusia dimana setelah mengetahui beberapa ilmu yang ada
dibumi, manusia juga mencari tahu apa saja yang ada di luar bumi atau lebih
tepatnya mempelajari ilmu antariksa. Ilmu ini sudah ada sejak lama bahkan sejak
zaman para pelayar terdahulu yang menggunakan bintang sebagai penunjuk arah
mereka.
Pada saat ini
di Indonesia telah berdiri suatu tempat yang mana tempat tersebut memiliki
fungsi untuk meneliti atau mengamati benda-benda yang ada dilangit, tempat tersebut bernama planetarium. Planetarium dan observatorium jakarta adalah
satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia
selain di Kutai,
Kalimantan Timur,
dan Surabaya,
Jawa
Timur. Planetarium tertua ini letaknya di Taman Ismail Marzuki,
Jakarta.
Peraktikum lapangan atau kunjungan ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa pndidikan ipa
dapat mengetahui sejarah singkat dari planetarium dan
observatorium jakarta,
serta
dapat mengetahui fungsi atau kegunaan
dari planetarium dan observatorium Jakarta itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah singkat planetarium dan observatorium jakarta?
2.
Apa fungsi atau kegunaan dari planetarium dan observatorium jakarta ?
1.3 Tujuan
1.Untuk
mengetahui sejarah singkat planetarium
dan observatorium Jakarta.
2.
Untuk mengetahui fungsi atau kegunaan dari planetarium dan observatorium Jakarta.
1.4 Hipotesis
Planetarium Jakarta berdiri tahun
1964 diprakarsai Presiden
Soekarno dan
diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di tempat ini juga
tersedia ruang pameran benda- benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto
serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi
disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori.
1.5 Definisi
istilah
1. Baju antariksa adalah sebuah pakaian
yang dikenakan untuk menjaga hidup manusia dalam lingkungan yang keras dari
luar angkasa, vakum dan suhu ekstrem.
2. Bulan adalah satelit alami bumi
satu-satunya dan merupakan benda langit yang paling terang setelah matahari. 3. Matahari adalah bintang yang menjadi pusat tata surya yang berbentuk seperti bola pijar yang berukuran sangat besar.
4. Rasi bintang atau konstelasi bintang adalah kelompok bintang-bintang yang membentuk
pola tertentu dan letaknya berdekatan.
5. Zodiak adalah sebuah sabuk khayal di langit
dengan lebar 18⁰ yang berpusat pada lingkaran ekliptika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Planetarium menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990) yaitu bangunan berkubah setengah lingkaran yang
digunakan untuk memperlihatkan benda-benda langit. Di dalam Oxford American Dictionary (1986),
planetarium adalah suatu ruang bangunan berkubah, tempat cahaya diproyeksikan
untuk memperagakan kemunculan bintang-bintang dan planet-planet di langit pada
tempat dan waktu tertentu. Dalam hal ini planetarium memiliki arti yaitu tempat
untuk menggambarkan peredaran dan letak planet–planet dalam tata surya,
termasuk letak matahari yang menjadi pusat peredaran dengan bantuan proyektor
(biasanya berbentuk bangunan berkubah setengah lingkaran), sekaligus sebagai
wadah bagi masyarakat yang ingin menggali informasi dan pengetahuan mengenai
astronomi (Yuliasari, dkk, 2017 : 52).
Sebuah
susunan-susunan benda langit yang terdiri dari planet, matahari, satelit dan
benda-benda langit lainnya disebut dengan sistem tata surya. Benda-benda langit
sendiri merupakan bagian terkecil dari alam semesta. Dan masih banyak bagian
alam semesta yang belum bayak diketahui oleh manusia. Matahari secara teratur
dikelilingi oleh berbagai planet dan benda-benda langit.
Sistem
Tata Surya ialah sebuah sekumpulan benda-benda langit yangterdiri dari sebuah
bintang dan biasa disebut matahari dan semua benda langit yang terkait dengan
gaya gravitasinya. Dan dari objek tersebut juga termasuk 8 planet yang telah
diketahui orbit yang bentuknya elips. (Harmi, 2015) Menyatakan bahwa tata surya memiliki garis edar yang berdiameter lebih
dari 12.000 juta Km. Dan benda-benda langit terdiri dari 8 planet dan orbit berbentuk elips, satelit, komet, asteroid, meteoroid(Parker,
2006 : 97).
Sistem tata surya ini terletak pada
gakaksi Bima Sakti. Galaksi ini sendiri ialah sebuah kumpulan dari beberapa
bintang, bintang ialah sebuah penghuni langit yang dapat menyorotkan cahaya,
dan matahari sendiri ialah sebuah bintang yang terdekat dengan bumi pada Galasi
Bima Sakti.(Copernicus, 1543)
menyampaikan sebuah model sistem tata surya bisa
disebut dengan model heliosentris, beliau jugamenjelaskan bahwa matahari berada
pada pusat sistem tata surya begitu juga planet-planet, dan juga bumi, berputar
mengelilingi matahari (Admiranto, 2009 : 121).
Bagi kalangan pemerhati Astronomi, keberadaan Planetarium dan Observatorium Jakarta
merupakan yang pertama di kawasan Asia Tenggara. Contoh
pembangunan planetarium di manca
negara antara lain:
1. Planetarium Jena, Jerman Timur
– 18 Juli 19262. Planetarium Chorzow, Polandia – 4 Desember 1955
3. Planetarium Akashi, Jepang – 8 Juni 1960
4. Planetarium Calcutta, India – 29 September 1962
5. Planetarium Lisbon, Portugal – 20 Juli 1965
6. Planetarium Vancouver, Canada – 26 Oktober 1968
7. Planetarium Bogota, Colombia – 15 Desember 1968
Dalam perkembangannya, manusia Yunani memiliki kemampuan
untuk mengamati fenomena langit dan mengenali pola bintang-bintang danmengelompokkannya
menjadi sebuah rasi bintang. Tentu saja penamaan rasi bintang juga
berkaitan dengan nama-nama dewa-dewi dan pahlawan (anak persenyawaandewa dan
manusia) Yunani. Mereka melihat titik-titik bintang yang berdekatanmempunyai pola dan membentuk gambar yang mirip
dengan dewa-dewi mereka.Seperti halnya rasi bintang, planet-planet pun
juga memiliki nama seperti namadewa-dewi
Yunani (Stott, 2006
: 18-19).
Penamaan
benda-benda langit adalah satu dari sekian banyak hal yang jugadipengaruhi oleh
mitos-mitos Yunani kuno. Sebagai contoh, kita dapatmenggambarkan bahwa Jupiter
melambangkan dewa Zeus, dewa segala dewa,karena planet Jupiter berukuran paling
besar dan dikelilingi oleh banyak satelit, yangdalam penggambarannya Zeus
dikelilingi oleh banyak wanita-wanita. Planetarium membantu masyarakat mengenal
tata suryanya lebih dekat. Bagaimana rasi bintang itu tercipta, seperti apa
rasi bintang, dan lain sebagainya (Muharram, 2004 : 97).
BAB
111
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan
Bahan
No
|
Nama
|
Jumlah
|
Gambar
|
1.
|
Kamera ( Hp)
|
1
|
|
2.
|
Pena
|
1
|
|
3.
|
Buku
|
1
|
3.2 Langkah Pengamatan
1. Mengamati dan memperhatikan dengan baik selama
pertunjukan berlangsung.
2. Mencatat bagian-bagian yang dianggap penting.
3.3 Foto Pengamatan
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada peraktikum lapangan kali kami melakukan pengamatan terhadap
planetarium dan observatorium Jakarta.
a. Sejarah Singkat
Planetarium dan Observatorium Jakarta
Planetarium
Jakarta berada di Jl. Cikini Raya Nomor 73, Jakarta Pusat. Planetarium dan
Observatorium Jakarta dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai tahun 1964, atas gagasan Presiden
Soekarno dengan harapan agar bangsa Indonesia sedikit demi sedikit mengenal
berbagai macam benda langit dan berbagai peristiwa di luar
angkasa. Selain dana dari pemerintah, Planetarium dan Observatorium Jakarta
ini juga didanai oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia.
Pada
tahun 1968, gedung beserta peralatan planetarium berhasil diselesaikan. Pada
tanggal 10
November pada tahun yang sama, Planetarium dan Observatorium Jakarta
diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali
Sadikin bersamaan dengan diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta—Taman Ismail Marzuki.
Pertunjukan
Planetarium mulai dibuka untuk umum pada tanggal 1 Maret 1969, menggunakan
proyektor Universal buatan perusahaan Carl Zeiss,
Jerman. Tanggal
1 Maret itu kemudian dijadikan hari ulang tahun Planetarium.
Pada
tahun 1984,
Pemerintah DKI Jakarta membentuk Organisasi Penyelenggara Tugas dan Fungsi
Planetarium dan Observatorium sebagai pengganti status awal Proyek Planetarium
menjadi Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta. Kepala Badan
Pengelola mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya langsung kepada
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Nomor 2209 Tahun 1984.
Pada
tahun 1996, Badan
Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta melakukan renovasi gedung
sekaligus pemutakhiran peralatan pertunjukan dengan mengganti proyektor utama
dengan yang lebih canggih dan dikontrol sepenuhnya oleh program komputer.
Proyektor Universal diganti dengan Proyektor Universarium Model VIII, bahan
layar kubah diganti dengan yang baru dan garis tengahnya dikurangi dari 23
meter menjadi 22 meter. Lantainya ditinggikan dan dibuat bertingkat. Seluruh
kursi dibuat menghadap ke arah Selatan dan jumlahnya dikurangi dari 500 ke 320
kursi.
Pada
tahun 2002, Badan
Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta mengalami perubahan status dari
organisasi nonstruktural menjadi organisasi struktural berupa Unit Pelaksana
Teknis di bawah Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta.
Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun 2002.
b. Fungsi atau Kegunaan dari
Planetarium dan Observatorium Jakarta
Planetarium
& Observatorium Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta
merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menambah wawasan yang sangat luas
kepada pengunjung khususnya bidang ilmu pengetahuan astronomi, karena
pertunjukan Planetarium yang sering disebut Teater Bintang menyajikan berbagai
macam peristiwa alam jagat raya. Di dalam Teater Bintang ini pengunjung diajak
mengembara ke berbagai planet yang sangat luas dan menakjubkan, sehingga
pengunjung dapat memahami konsepsi tentang alam semesta dan sekaligus memahami
akan kebesaran Maha Pencipta.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengunjung, pertunjukan Planetarium (Teater Bintang) yang berdurasi (lama pertunjukan) lebih kurang 60 menit, menyajikan 9 judul :
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengunjung, pertunjukan Planetarium (Teater Bintang) yang berdurasi (lama pertunjukan) lebih kurang 60 menit, menyajikan 9 judul :
1.Tata Surya
2. Gerhana Matahari & Gerhana Bulan
3. Penjelajah Kecil di Tata Surya
4. Galaksi Kita Bima Sakti
5. Planet Biru Bumi
6. Bintang ganda dan Bintang Variabel
7. Dari Ekuator sampai Kutub
8. Riwayat Hidup Bintang
9. Pembentukan Tata Surya
2. Gerhana Matahari & Gerhana Bulan
3. Penjelajah Kecil di Tata Surya
4. Galaksi Kita Bima Sakti
5. Planet Biru Bumi
6. Bintang ganda dan Bintang Variabel
7. Dari Ekuator sampai Kutub
8. Riwayat Hidup Bintang
9. Pembentukan Tata Surya
Dari
ke – 9 judul yang tersedia, kami menyaksikan pertunjukan yang berjudul
“Penjelajah Kecil di Tata Surya”. Pertunjukan ini dimulai dengan Narator yang
menceritakan bahwa langit malam menjadi sedikit kelabu karena banyaknya polusi
udara di Jakarta. Melihat langit yang penuh bintang di malam hari di Jakarta
adalah suatu hal yang mustahil, karena terdistorsi oleh cahaya lampu-lampu
kota. Andai saja lampu-lampu kota itu dimatikan maka hamparan bintang itu akan
terlihat. Setelah “distorsi” tadi dihilangkan, kini terlihat jelas langit hitam
yang penuh dengan bintang, begitulah tampilan di layar. Kami merasa seolah-olah
melihat ke atas langit cerah yang penuh bintang.
Cerita “Penjelajah Kecil di Tata Surya” diawali dengan pengenalan bintang dan rasi bintang. Ternyata ada 88 buah rasi bintang yang ditentukan oleh International Astronomical Union (IAU) untuk standardisasi. Dua belas lambang zodiak dalam astrologi itu termasuk di dalamnya.
Cerita “Penjelajah Kecil di Tata Surya” diawali dengan pengenalan bintang dan rasi bintang. Ternyata ada 88 buah rasi bintang yang ditentukan oleh International Astronomical Union (IAU) untuk standardisasi. Dua belas lambang zodiak dalam astrologi itu termasuk di dalamnya.
Kenapa
12 rasi bintang yang sering kita kenal sebagai zodiak itu begitu istimewa.
Rupanya karena kedua belas rasi binang ini selalu nampak dari bumi dan
seolah-olah dilintasi oleh matahari setiap tahunnya dengan susunan yang sama.
Ini terjadi karena rasi-rasi bintang ini teretak di lintasan ekliptika (garis
edar matahari).
Susunan kedua belas rasi bintang zodiak ini adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces, dan kembali lagi ke Aries. Masa-masa rasi bintang ini ditentukan oleh posisi matahari terhadap zodiak tersebut.
Susunan kedua belas rasi bintang zodiak ini adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces, dan kembali lagi ke Aries. Masa-masa rasi bintang ini ditentukan oleh posisi matahari terhadap zodiak tersebut.
Beberapa
rasi bintang lainnya hanya dapat dilihat di belahan langit tertentu. Rasi
bintang Polaris yang terlihat di langit utara tidak dapat dilihat oleh mereka
yang berada di belahan bumi selatan. Begitu pula dengan rasi bintang Salib
Selatan tidak dapat dilihat oleh mereka yang berada di belahan bumi utara.
Beruntunglah kita yang berada di khatulistiwa, sehingga hampir semua rasi
bintang dapat kita lihat.
Bila
kita melihat bintang berwarna merah, itu adalah bintang “dingin” yang bersuhu
sekitar 300 kali suhu air mendidih. Salah satunya bisa kita lihat di belahan
langit bagian barat ketika malam hari.
Setelah
perkenalan dengan rasi bintang selesai, kita akan diperkenalkan dengan
benda-benda kecil yang berada di luar angkasa, antara lain komet, meteor,
meteorit, dan asteroid. Komet adalah gumpalan es kotor, yang terdiri atas
gas-gas yang membeku dan terletak di pinggiran sistem tata surya kita yang
dingin. Komet ini bergerak mengikuti suatu orbit tertentu, dan ketika ia
mendekati matahari, sebagian gasnya terbakar dan menyublim sehingga membentuk
ekor yang arahnya menjauhi matahari karena semburan angin radiasi dari
matahari. Salah satu komet yang terkenal adalah Komet Halley yang terlihat dari
bumi setiap 75-76 tahun sekali.
Meteor
adalah benda-benda langit yang jatuh ke bumi akibat gravitasi bumi. Ketika
memasuki atmosfer bumi, benda-benda ini akan terbakar. Benda-benda angkasa ini
berdasarkan unsur penyusunnya, dibedakan menjadi 3 jenis yaitu yang mengandung
logam, meteorit yang berupa batuan, serta meteorit yang mengandung logam dan
batuan.
Salah
satu meteor besar yang pernah menghujam bumi adalah meteor yang jatuh di
kawasan Arizona, Amerika, sekitar 49 ribu tahun yang lalu. Tumbukan meteor ini
menimbulkan sebuah kawah lebar 1.200 meter dengan kedalaman 170 meter. Kawah
ini dikenal dengan nama Canyon Diablo Crater
Selain
pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium &
Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda
langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena /
kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet
dan lain-lain. Jadwal peneropongan disusun dan disesuaikan dengan memperhatikan
prakiraan cuaca.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Planetarium
Jakarta berada di Jl. Cikini Raya Nomor 73, Jakarta Pusat. Planetarium dan
Observatorium Jakarta ini dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai
tahun 1964,
atas gagasan Presiden Soekarno.
2. Planetarium
dan observatorium Jakarta merupakan tempat pertunjukan Teater Bintang dan
multimedia / citra ganda,dan selain itu juga menyediakan sarana prasarana
observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk
menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan,
gerhana matahari, komet dan lain-lain.
4.2 Saran
Sebaiknya selama proses pertunjukan
berlangsung seluruh pengu njung terutama mahasiswa dari prodi pendidikan ipa
universitas Bengkulu dapat memperhatikan pertunjukan dengan baik agar dapat
mengetahui serta memahami apa yanag dijelaskan oleh narrator.
DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, A Gunawan.2009.Menjelajahi Tata Surya.Jakarta:Erlangga
Muharram, Miftha Riza.2004.Tata Surya.Jakarta:Info Astronomi
Publisher
Parker, Steve.2006.Just The Facth : Tata
Surya.Jakarta:Erlangga
Stott, Carole.2006.Bintang dan Planet.Jakarta:Erlangga
Yuliasari, Wahyu dkk.2017.Sistem Informasi
Geografis Tempat Wisata Edukasi di DKI Jakarta Berbasis Android.
http://ejournal.polibatam.ac.id (di akse april
2017)
Vidio Planetarium Show ( NIC Kurukshetra )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar